Kacer termasuk salah satu burung kicauan dengan gaya bertarung eksotik. Burung ini disukai banyak orang, sekaligus paling banyak menimbulkan masalah. Banyak penggemar pemula yang “menyerah”, karena tak bisa mengatasi kacernya yang mbagong, nakal, atau bahkan kanibal, kemudian beralih ke jenis burung kicauan lain yang tidak terlalu bermasalah.
Menurut Om Fauzi, kacer mbagong disebabkan oleh sedikitnya empat faktor. Jadi, penanganannya tak selalu sama. H Fauzi dikenal sebagai salah seorang pengorbit kacer jawara asal Sidoarjo. Lama menggeluti dunia perkaceran, dia hafal betul aneka permasalahan dalam perawatan burung ini, termasuk tiga perilaku negatifnya: mbagong, nakal, dan kanibal.
Berikut ini empat faktor penyebab kacer mbagong:
1. Mbagong akibat extra fooding (EF) berlebihan
Untuk memastikan apakah kacer kita mbagong akibat pemberian EF secara berlebihan, patokan yang bisa digunakan adalah porsi pemberian jangkrik. Jika burung selama ini diberi jangkrik dengan porsi lebih dari 3 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari, maka terapi pertama adalah menurunkan porsinya ke level standar tersebut: 3/3.
Setelah lima hari, porsi jangkrik dinaikkan lagi menjadi 4/4. Kemudian, pada hari ke-10, porsi jangkrik kembali dinaikkan menjadi 5/5.
Setelah 2 minggu menjalani terapi, menurut Om Fauzi, kacer bisa dicoba ke lapangan. Bagi yang tak biasa melombakan burung, bisa ditrek dengan kacer lain milik Anda, atau milik teman-teman Anda.
Nah, apabila penampilan kacer selama di lapangan atau ditrek tidak berubah, dalam arti masih saja mbagong, maka porsi jangkrik tetap dipertahankan 5/5, ditambah 2-3 ekor ulat bumbung. Biasanya, pemberian ulat bumbung sangat membantu mengatasi kacer mbagong.
2. Mbagong karena kondisi tidak fit
Mbagong juga bisa disebabkan kondisi kacer yang tidak fit. Untuk memastikannya, Anda bisa melihat kotoran (feces) burung. Jika kacer sebelumnya jarang mbagong, kemudian menjadi sering mbagong, disertai dengan mencret (kotoran banyak mengandung air), maka kemungkinan besar penyebabnya memang karena kondisi kurang fit.
Tetapi mencret pun bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti cacingan, burung stres, dan bisa juga akibat faktor lain seperti penyakit. Jika mencret akibat cacingan, biasanya pada kotoran terlihat ada gelembung-gelembung. Kita bisa mengobatinya dengan AscariStop.
Kalau mencretnya akibat stres, silakan diperiksa apakah lingkungan kandang memang nyaman bagi burung. Bisa juga mengingat kembali, apakah pernah mengganti voer dengan merek lain. Pasalnya, burung sangat sensitif dengan perubahan pakan, termasuk pakan kering seperti voer.
3. Mbagong akibat pergantian sangkar dan tenggeran
Terkadang penggemar kacer sering gonta-ganti sangkar, terutama jika ada model sangkar baru yang menarik minatnya untuk segera dibeli. Begitu pula dengan tenggeran yang terkadang diganti tanpa memperhatikan bahwa burung sebenarnya sudah merasa nyaman.
Karena itu, jika kacer yang sebelumnya anteng, atau kalapun mbagong tidak terlalu sering, kemudian terlalu sering mbagong setelah pergantian sangkar dan / atau tenggeran, maka solusi terbaik adalah mengembalikan suasana seperti dulu. Artinya, sangkar dan / atau tenggeran tak perlu diganti dulu.
4. Mbagong akibat mandi tidak intensif
Kacer mania sering terkendala waktu, sehingga tak semuanya bisa merawat burung secara intensif. Misalnya, karena keterbatasan waktu, burung dimandikan ketika pemilik punya waktu luar. Karena mandi tak teratur, sementara kacer sebenarnya membutuhkan mandi, maka ada ketidaknyamanan yang dialami burung tersebut.
Dampaknya, kacer kemudian sering memekarkan bulu–bulu tubuhnya, kepala ditekuk ke belakang, seperti kepala kuda laut yang ada di perairan laut.
Kacer perlu dimandikan sesuai dengan waktu yang diinginkannya. Misalnya burung lebih senang mandi pagi, siang, atau sore / malam hari. Ketika kita bisa memberi kesempatan kepada burung untuk mandi sesuai dengan waktu yang diinginkannya, burung pun merasa nyaman.
Untuk mengetahui waktu mandi yang tepat bagi individu kacer tertentu, kita bisa memasukannya ke karamba mandi pada pagi hari. Kalau burung mau mandi, berarti dia senang mandi di pagi hari.
“Jika kacer tidak mau mandi pada pagi hari, ya jangan dipaksa, apalagi sampai disemprot dengan air . Kita bisa mencobanya lagi pada siang hari dengan cara yang sama. Kalau tetap tidak mau, dicoba lagi pada sore atau malam hari,” ujar Om Fauzi.
Sekadar tambahan, burung yang sudah mau mandi pagi, bisa dimasukkan kembali ke karamba mandi pada siang dan sore hari, untuk mengetahui apakah dia juga suka mandi siang dan sore hari. Karena itu, dalam perawatan harian, ada kacer yang mau mandi 1-3 kali sehari, dan ada juga yang hanya dua hari sekali, atau bahkan dua kali dalam seminggu. Semua ini harus didasarkan pada kemauan burung itu sendiri.
semoga bermanfaat
disunting dari www.omkicau.com