Suara kicauan Murai Batu (MB), bisa dikatakan yang terbaik di antara burung-burung kicauan jenis lainnya. Kombinasi antara suara asli yang berkarakter ngebass dengan suara isian yang nyaring penuh variasi menjadikan suara kicauan Murai Batu terdengar begitu merdu dan harmonis penuh power dan berkarakter.
Tapi adakalanya, performa suaranya menjadi kurang bagus ketika Murai Batu (MB) tersebut mengalami gangguan tenggorokan yang menyebabkan suaranya menjadi serak.
Jika sebelumnya Murai Batu (MB) mampu berkicau dengan nada-nada tinggi, maka ketika sedang mengalami gangguan tenggorokan suara kicauannya berubah menjadi bernada rendah dan kurang jernih (serak). Volume suaranya juga terdengar kendor dan parau.
Pada saat sedang mengalami gangguan tenggorokan, Murai Batu (MB) biasanya juga menjadi malas berkicau karena merasa tidak nyaman/merasakan sakit pada tenggorokannya. Dan jika tidak segera ditangani, maka lama-kelamaan gangguan serak ini bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi.
Sering kali kita menganggap sepele penyakit serak tersebut, karena biasanya walaupun Murai Batu (MB) mengalami gangguan tenggorokan (serak), hal itu tidak mempengaruhi performa dan kondisi fisiknya. Murai Batu yang mengalami serak tersebut masih tetap aktif dan masih beraktivitas normal seperti biasa.
Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) memang tidak serta merta mempengaruhi kondisi fisiknya, penyakit tersebut hanya berpengaruh pada performa kicauannya saja, tapi bukan berarti cukup dibiarkan saja tanpa ada tindakan untuk mengobatinya.
Karena jika dibiarkan, kemungkinan bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi, bahkan bisa lebih parah lagi karena bisa menyebabkan rusaknya pita suara dari Murai Batu tersebut.
Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) tidak bisa sembuh total dalam sekali pengobatan, perlu waktu cukup lama untuk memulihkan performa suaranya agar dapat kembali seperti sediakala.
Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
• Durasi penjemuran yang terlalu lama
Penjemuran memang sangat bermanfaat untuk kesehatan Murai Batu (MB) jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakter Murai Batu. Tapi jika penjemuran dilakukan dengan tidak tepat, misalnya waktu penjemuran dilakukan terlalu lama, maka akan membuat Murai Batu (MB) mengalami dehidrasi. Apalagi jika selama proses penjemuran, pakan dan air minumnya tidak diberikan.
Hal itu berpotensi menyebabkan kondisi fisik Murai Batu (MB) menjadi lemah, dan pada kondisi seperti inilah Murai Batu menjadi rentan terserang penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang di akibatkan oleh virus yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu.
Penjemuran yang di anjurakan yaitu dilakukan pada pagi hari antara jam 07.00-10.00, dimana sinar Matahari belum terlalu panas. Jangan memaksakan Murai Batu (MB) untuk dijemur melebihi batas kemampuannya dalam menahan panas Matahari demi ambisi kita semata. Sebaiknya jika Murai Batu sudah terlihat mangap dan gelisah ketika dijemur, segera angkat dan di teduhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
• Pemberian kroto yang sudah basi
Untuk perawatan Murai Batu (MB), kroto memang menjadi menu wajib untuk mendongkrak performa Murai Batu dan agar lebih rajin berkicau. Kandungan protein yang tinggi pada kroto sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu.
Tapi perlu di ingat, kroto harus diberikan dalam kondisi masih segar (baru), karena jika kroto diberikan dalam kondisi yang sudah tidak segar (basi), di kuatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk gangguan tenggorokan (serak). Karena kroto yang sudah basi, kemungkinan besar mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit jika dikonsumsi Murai Batu (MB).
Ciri-ciri kroto yang sudah basi terlihat dari warnanya yang sudah agak kekuningan dan teksturnya tampak layu/lembek serta baunya tidak enak.
• Sirkulasi udara yang tidak bagus
Sirkulasi udara disekitar tempat Murai Batu (MB) digantang juga dapat mempengaruhi kualitas suaranya. Jika kita meletakkan Murai Batu (MB) pada ruangan yang pengap tanpa ventilasi udara yang memadai, hal itu dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu dan berpotensi menyebabkan suaranya menjadi serak.
Jadi sebaiknya, kandang Murai Batu (MB) ditempatkan diluar ruangan. Jika terpaksa harus ditempatkan didalam rumah, maka usahakan untuk ditaruh pada ruangan yang memiliki cukup ventilasi udara.
• Kondisi kandang yang kotor
Kondisi kandang yang kotor berpotensi besar menyebabkan Murai Batu (MB) terserang berbagai macam penyakit termasuk gangguan tenggorokan (serak). Hal itu bisa terjadi karena debu-debu dan kotoran yang menempel dan berserakan dikandang ketika tertiup angin dan terhirup oleh Murai Batu akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan menyebabkan suaranya menjadi serak.
Selain itu, kotoran Murai Batu (MB) yang menumpuk didasar kandang, akan menghasilkan gas amoniak yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan Murai Batu terutama organ paru-parunya.
Karena itu, kebersihan kandang Murai Batu (MB) harus diperhatikan untuk mencegah Murai Batu terserang berbagai gangguan penyakit.
• Kondisi cuaca yang tidak menentu
Perubahan musim yang tidak menentu (pancaroba) sangat berpengaruh terdapat kondisi kesehatan Murai Batu (MB). Perubahan cuaca panas dan hujan yang tidak menentu menyebabkan Murai Batu rentan sekali terserang berbagai penyakit, terutama radang pernafasan, serak, pilek, bahkan bisa sampai terserang penyakit tetelo.
Pada saat musim hujan, perawatan harian seperti mandi dan jemur sebaiknya tidak perlu dilakukan. Setiap harinya Murai Batu (MB) cukup dikerodong (full kerodong) saja agar tetap hangat dan hanya dikeluarkan pada saat cuaca sedang cerah dan ada sinar Matahari.
Voer juga harus sering diganti dengan yang baru, karena udara yang lembab pada musim hujan akan menyebabkan voer cepat berjamur.
Pada saat musim kemarau (panas), letakkan kandang Murai Batu (MB) ditempat yang sejuk yang tidak terkena sinar Matahari secara langsung. Perawatan harian seperti mandi dan jemur harus dilakukan untuk menjaga kondisi fisik Murai Batu (MB) agar selalu fit.
• Infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB)
Serak pada suara Murai Batu (MB) juga dapat disebabkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasannya. Jika serak pada Murai Batu tersebut di akibatkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasan, maka penyakit serak tersebut agak sulit untuk disembuhkan.
Infeksi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB), tidak hanya membuat suaranya menjadi serak, penyakit tersebut juga dapat membuat Murai Batu macet bunyi jika sudah parah.
Gejala-gejala yang dapat dikenali jika Murai Batu (MB) mengalami infeksi pada saluran pernafasannya ditandai dengan adanya lendir yang sering keluar dari paruhnya. Suara kicauannya terdengar bindeng (tidak plong) dan serak, serta sering seperti tersedak/batuk ketika sedang berkicau.
Gejala fisiknya, Murai Batu (MB) biasanya akan terlihat gelisah dan sering menaik-turunkan ekornya, serta memegarkan kedua sayapnya.
Jika sudah demikian, sebaiknya burung yang terserang penyakit infeksi pernafasan tersebut harus dipisahkan/dijauhkan dari burung lainnya yang sehat karena penyakit tersebut bisa menular.
Untuk mencegah infeksi saluran pernafasan tersebut, kita harus memperhatikan kebersihan kandang dan perlengkapannya setiap hari agar Murai Batu (MB) terhindar dari kemungkinan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan yang timbul dari kotoran-kotoran yang ada dikandangnya.
Baca juga:
Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor
Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan
Tips merawat beberapa ekor Murai Baru (MB) dalam satu rumah
Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung
Demikian sedikit informasi tentang faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih