Date: 05:22
In: Artikel, Burung Love Bird, Kicaumania Lovebird, Mutasi Warna Lovebird, Ternak Lovebird
Kelebihan dan Kekurangan Perkawinan Sedarah Pada Lovebird. Note kali ini saya ingin berdiskusi mengenai statement yang sering saya dapatkan ketika mendapat orderan burung dari teman2 nusantara. Satu hal yang hampir ditekankan oleh mayoritas orang adalah:
1) mereka ingin burung yang pasti jengkel nya, fix jantan dan betina (tidak masalah bagi saya karena saya selalu tes DNA sebelum menjual)
2) mereka ingin burung yang berpasangan tersebut bukan satu saudara ( atau satu tetasan, ataupun dari satu induk). Ini yang akan menjadi perbincangan kita hari ini, apakah perkawinan sedarah itu baik atau tidak baik?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus balik ke tujuan awal kita memelihara burung lovebird. Saya yakin bahwa tujuan kita berbeda-beda dalam menekuni dunia lovebird, ada yang hanya sekedar hobi, ada yang berniat menjadi breeder professional, dll. Apapun tujuan kita awalnya pasti hasil akhir yang kita ingin capai dalam hasil breeding kita adalah ukuran, bentuk dan warna lovebird yang baik.
Salah satu hal yang menarik dan menjadi kepuasan tersendiri bagi kita sebagai breeder lovebird adalah mampu mencetak anakan yang jauh lebih unggul dibandingkan generasi awalnya. Untuk itu , kita akan mempelajari kelemahan dan keunggulan dari silsilah indukan yang ada dan berusaha memburu dan membeli burung2 yang bukan hanya bisa membuat lebih unggul dari sisi kualitas yang sudah unggul, tetapi juga mampu menutupi kelemahan burung yang ada.
contohnya:
Kalau misalnya burung A kurang dari sisi ukuran, maka akan dicarikan burung B yang besar ukurannya sebagai pasangan. Apa yang sebenarnya kita lakukan adalah 'planned breeding' atau 'breeding yang terencana, tetapi apa yang banyak terjadi adalah itu berhenti sampai disana aja, apabila hasil anakannya bagus, kita merasa senang dan puas.
Tetapi yang lebih sering kita hadapi adalah hasilnya yang tidak sesuai harapan. Nah pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa terus berinovasi dan memperbaiki garis keturunan burung kita apabila generasi pertama ( yang kita sebut F1) tidak sesuai harapan? Masih bisakah kita menggunakan generasi F1 tersebut untuk memproduksi bahan unggulan?
Jawabannya adalah 'sangat bisa' apabila kita memakai formula breeding yang banyak dipakai di luar negeri sana.
1) Out crossing
2) Line breeding
3) In-breeding (perkawinan darah dekat)
Nah yang menjadi fokus saya hari ini adalah inbreeding, atau perkawinan satu darah atau darah yang dekat( bapak x anak, anak x ibu, kakak x abang, dll) .
Nah apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan dari metode/formula ini? Sebelum itu kita harus mengerti apa itu Inbreeding.
Apa yang kita harus lakukan supaya keturunan selanjutnya tetap manis dan besar? kalau kita kawinkan dengan pohon mangga yang lain, kemungkinan besar hasilnya besar tapi tidak manis, manis tapi kecil, dll.
Solusinya adalah melakukan inbreeding. Dengan perkawinan sedarah, di harapkan keturunan selanjutnya akan mempertahankan silsilah unggul dari mangga tersebut, Itu manfaat inbreeding. Bagaimana dengan sisi kerugian yang ada? Dengan makin dekatnya darah antar sesama, apabila darah tersebut rentan terhadap satu jenis wabah penyakit, maka semua pohon mangga yang ada akan kena penyakit yang sama apabila terjadi serangan wabah tersebut( tidak ada diversifikasi Genetika)
Nah bagaimana dengan praktik Inbreeding di program peternakan lovebird?
Contoh: misalnya tinggi badan itu dominan: berarti symbolnya (T), genetic symbol untuk pendek yang recessive itu (t). Jadi kalau misalnya anda secara visual tinggi (fenotipe), didalam genotipe anda atau genetika itu akan bisa (TT) homozygous atau (Tt) heterozygous, ingat kromosom kita berpasangan. Jadi apa yang terjadi adalah kalau misalnya manusia tinggi A x manusia tinggi B, apakah anaknya akan tinggi semuanya? jawabannya adalah belum tentu. kalau dia adalah Tt x Tt ( heterozygous), anda mempunyai 25 persen kemungkinan menghasilkan anak yang pendek.
Nah panjang lebar, apa hubungannya dengan lovebird? Bayangkan anda melakukan inbreeding, dan secara visual burung anda sehat dan cantik semua tetapi ternyata mereka itu heterozygous, dan menyimpan gen recessive yang bisa membuat paruh cacat, ketika anda mengawinkan antar sesama, akan ada 25 % kesempatan dimana anda akan mendapatkan burung dengan paruh yang cacat.
Nah rangkuman nya adalah, perkawinan sedarah tidak selalu buruk, dan sudah di praktekkan secara luas di mana2, dan merupakan salah satu kunci untuk menciptakan karakteristik unggulan, yang penting adalah kita tau cara mainnya.
1) mereka ingin burung yang pasti jengkel nya, fix jantan dan betina (tidak masalah bagi saya karena saya selalu tes DNA sebelum menjual)
2) mereka ingin burung yang berpasangan tersebut bukan satu saudara ( atau satu tetasan, ataupun dari satu induk). Ini yang akan menjadi perbincangan kita hari ini, apakah perkawinan sedarah itu baik atau tidak baik?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus balik ke tujuan awal kita memelihara burung lovebird. Saya yakin bahwa tujuan kita berbeda-beda dalam menekuni dunia lovebird, ada yang hanya sekedar hobi, ada yang berniat menjadi breeder professional, dll. Apapun tujuan kita awalnya pasti hasil akhir yang kita ingin capai dalam hasil breeding kita adalah ukuran, bentuk dan warna lovebird yang baik.
Salah satu hal yang menarik dan menjadi kepuasan tersendiri bagi kita sebagai breeder lovebird adalah mampu mencetak anakan yang jauh lebih unggul dibandingkan generasi awalnya. Untuk itu , kita akan mempelajari kelemahan dan keunggulan dari silsilah indukan yang ada dan berusaha memburu dan membeli burung2 yang bukan hanya bisa membuat lebih unggul dari sisi kualitas yang sudah unggul, tetapi juga mampu menutupi kelemahan burung yang ada.
contohnya:
Kalau misalnya burung A kurang dari sisi ukuran, maka akan dicarikan burung B yang besar ukurannya sebagai pasangan. Apa yang sebenarnya kita lakukan adalah 'planned breeding' atau 'breeding yang terencana, tetapi apa yang banyak terjadi adalah itu berhenti sampai disana aja, apabila hasil anakannya bagus, kita merasa senang dan puas.
Tetapi yang lebih sering kita hadapi adalah hasilnya yang tidak sesuai harapan. Nah pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa terus berinovasi dan memperbaiki garis keturunan burung kita apabila generasi pertama ( yang kita sebut F1) tidak sesuai harapan? Masih bisakah kita menggunakan generasi F1 tersebut untuk memproduksi bahan unggulan?
Jawabannya adalah 'sangat bisa' apabila kita memakai formula breeding yang banyak dipakai di luar negeri sana.
Ada 3 jenis formula dalam breeding yang sering di terapkan:
2) Line breeding
3) In-breeding (perkawinan darah dekat)
Nah yang menjadi fokus saya hari ini adalah inbreeding, atau perkawinan satu darah atau darah yang dekat( bapak x anak, anak x ibu, kakak x abang, dll) .
Nah apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan dari metode/formula ini? Sebelum itu kita harus mengerti apa itu Inbreeding.
Pengertian Inbreeding (Perkawinan Sedarah)
Inbreeding itu sudah banyak dilakukan bukan hanya di hewan tapi juga di tanaman. Tujuannya adalah kita mau membuat stabil 'sisi-sisi' keunggulan yang ada secara genetika. Contohnya: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita mampu memproduksi buah mangga yang manis dan besar, generasi sebelumnya semua tidak manis.Apa yang kita harus lakukan supaya keturunan selanjutnya tetap manis dan besar? kalau kita kawinkan dengan pohon mangga yang lain, kemungkinan besar hasilnya besar tapi tidak manis, manis tapi kecil, dll.
Solusinya adalah melakukan inbreeding. Dengan perkawinan sedarah, di harapkan keturunan selanjutnya akan mempertahankan silsilah unggul dari mangga tersebut, Itu manfaat inbreeding. Bagaimana dengan sisi kerugian yang ada? Dengan makin dekatnya darah antar sesama, apabila darah tersebut rentan terhadap satu jenis wabah penyakit, maka semua pohon mangga yang ada akan kena penyakit yang sama apabila terjadi serangan wabah tersebut( tidak ada diversifikasi Genetika)
Nah bagaimana dengan praktik Inbreeding di program peternakan lovebird?
Kelebihan dan Kekurangan Perkawinan Sedarah Pada Lovebird
Keunggulan Perkawinan Sedarah :
Sama dengan contoh diatas, apabila kita menghasilkan burung A yang berkualitas dari segi bentuk, warna, dll yang baru dan ideal, tetapi kita dapatkan dari kombinasi induk yang baru, jangan buru2 mengawinkan si A dengan burung lain yang tidak se ideal dia, kawinkan lah dengan sesama tetasan yang ada. stabilkanlah komposisi ideal yang ada.Kekurangan Perkawinan Sedarah :
Seperti yang dibahas di artikel sebelumnya, semua dari kita mempunyai kromosom ( DNA) dalam hitungan pasangan, 2 allele factor ( satu dari papa dan satu dari mama) kecuali di salah satu sex kromosom diburung, dan kombinasi pasangan tersebut juga ada yang dominant dan recessive. Di genetika huruf besar berarti dominan, dan huruf kecil berarti recessive.Contoh: misalnya tinggi badan itu dominan: berarti symbolnya (T), genetic symbol untuk pendek yang recessive itu (t). Jadi kalau misalnya anda secara visual tinggi (fenotipe), didalam genotipe anda atau genetika itu akan bisa (TT) homozygous atau (Tt) heterozygous, ingat kromosom kita berpasangan. Jadi apa yang terjadi adalah kalau misalnya manusia tinggi A x manusia tinggi B, apakah anaknya akan tinggi semuanya? jawabannya adalah belum tentu. kalau dia adalah Tt x Tt ( heterozygous), anda mempunyai 25 persen kemungkinan menghasilkan anak yang pendek.
Nah panjang lebar, apa hubungannya dengan lovebird? Bayangkan anda melakukan inbreeding, dan secara visual burung anda sehat dan cantik semua tetapi ternyata mereka itu heterozygous, dan menyimpan gen recessive yang bisa membuat paruh cacat, ketika anda mengawinkan antar sesama, akan ada 25 % kesempatan dimana anda akan mendapatkan burung dengan paruh yang cacat.
Nah rangkuman nya adalah, perkawinan sedarah tidak selalu buruk, dan sudah di praktekkan secara luas di mana2, dan merupakan salah satu kunci untuk menciptakan karakteristik unggulan, yang penting adalah kita tau cara mainnya.