Date: 06:39
In: 5 Hal yang harus dilakukan untuk membuat Murai bahan menjadi Moncer dilomba, Artikel
Untuk mencetak murai batu bahan agar menjadi seekor jawara kondang, butuh ketelatenan dan kegigihan dalam mencari karakter. Untuk mendapatkan setelan yang pas, butuh telaten.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memuluskan jalan menuju jalur prestasi. Seperti yang dilakukan Mr. Ateng, pemilik Kelud. Pemain satu ini memilih jalur mencetak prestasi bersama murai batu yang dipolesnya sejak bahan.
Baginya, cara ini lebih memiliki tantangan tersendiri serta kebangaan yang tak ternilai. “Hingga kini sudah sekitar delapan bulan. Keberhasilan mencetak prestasi di lapangan merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi memoles burung bahan.
Memilih murai batu dari kandang breeding juga membantu gerakan konservasi. Dimana ke depan burung lokal seperti murai batu diharapkan menggunakan ring, dengan asumsi dihasilkan dari peternak.
Tips merawat Murai Batu Bakalan Supaya Moncer dilomba
1. Pola perawatan bisa dimulai dengan rutinitas mandi dan jemur.
Selama belum terdengar suara kicauannya, pola perawatan masih relatif normal. Yakni jemur sekitar dua jam dan mandi menggunakan bak kerambah.
2. Ekstra fooding seperti jangrik dan kroto juga diberikan.
Lazimnya jangkrik diberikan dalam porsi tiga ekor. Masing – masing diberikan pagi dan sore. Kroto bersih satu sendok teh, tahap awal berikan dua kali dalam sepekan.
3. Setelah berkicau
Di awal perawatan masih relatif wajar. Bila sudah mulai berkicau maka settingan mulai disesuaikan untuk mengkondisikan burung untuk tarung. Juga perlu diingat pemasteran menjadi menu wajib untuk mengisi variasi lagu dari amunisi ini.
4. Pemasteran dan kandang umbaran
Umumnya, para pemain murai batu dilengkapi dengan sejumlah burung master. Diantaranya cililin, colibiri, cucak jenggot dan sejumlah masteran lainnya. Pola latihan yang juga sering dilakukan pemain murai batu adalah kandang umbaran. “Latihan terbang dalam kandang umbaran relatif berguna. Karena untuk melatih stamina dan nafas burung agar bisa panjang,” ujar Wahyu, salah seorang pemain murai batu asal Bojonegoro.
Kebutuhan nafas yang panjang relatif besar, pasalnya murai batu di era sekarang dibutuhkan sebuah kemampuan untuk melantunkan lagu secara ngerol. Tidak sekadar lagu tembakan. “Murai batu sekarang kalau sekadar punya tembakan, sulit menandingi lawannya yang lagunya komplit dengan tembakan dan ngerol”.
Untuk melatihnya bisa dilakukan secara bertahap. Mulai terbang dengan hitungan sedikit hingga pada hitungan maksimal sesuai kemampuan dari sang burung. Menurut sejumlah perawat murai batu, terbang di kandang umbaran juga berguna untuk relaksasi setelah burung selesai lomba.
5. Makanan pendukung
Menu yang diberikan untuk lomba antara lain, kroto, jangkrik, cacing dan ulat hongkong. Menurut Ateng, kroto dan dua ulat hongkong diberikan pada malam menjelang lomba. Jangkrik lima ekor dan menjelang main cacing juga dikonsumsikan.
“Fungsi cacing diberikan menjelang lomba untuk menstabilkan birahi agar tidak terlalu over”. Ada sejumlah ekstra fooding yang menjadi pantangan yakni ulat kandang. “Kalau dikasih ulat kandang justru terlalu birahi, enggak mau bunyi hanya main gaya”.
Kini, perlahan tapi pasti prestasi mulai digenggaman. Baru – baru ini, Kelud berhasil meraih prestasi bergengsi di Danramil Cup – Malang. “Lega rasanya bisa meraih juara, apalagi pola rawatan dan setelan lomba hasil dari mencari sendiri sejak Kelud masih jadi bahan”.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan serta kondisi burung, sejumlah multivitamin bisa dikonsumsikan. Multivitamin memiliki banyak manfaat. Satu diantaranya menjaga agar kualitas suara burung tetap jernih kristal. Sehingga, lagu yang dilantunkan bisa tembus meskipun berada di tengah hiruk pikuk lomba.
semoga bermanfaat
disunting dari http://www.mediaronggolawe.com