Kematian embrio pada saat pengeraman biasa kita temukan adanya telur yang tidak menetas dengan kondisi embrio mati dalam telur . Kadang kita temui telur dengan embrio mati kering, ada juga embrio mati busuk basah dalam telur Yang diduga menjadi penyebab :
- Genetis, seringkali dibilang “lemah secara genetis”berkaitan daya tahan/ kemampuan embrio untuk tumbuh & berkembangdalam masa pengeraman sampai menetas.(hal ini sulit terdeteksi )
- Telur ter-Infeksi Penyakit (bakteri/jamur), Umumnya disebabkan kondisi sarang/glodok kotor karena alas kandang kotor/ basah /tidak hygienis.Telur terinfeksi bakteri/jamur yg terbawa cairan nempel pada kaki/bulu burung, masuk melalui pori pori telur & mengganggu/membunuh embrio.
- Suhu & Kelembaban, Suhu lingkungan sarang sangat berhubungan erat dengan kelembaban (iklim mikro). Kondisi iklim mikro mempengaruhi daya/kemampuan tetas telur, fluktuasi suhu & kelembaban lingkungan yg terlalu tinggi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan embrio,suhu terlalu tinggi mengakibatkan kelembaban berkurang/ kering ,hal ini selanjutnya akan meningkatkan laju penguapan cairan melalui pori-pori telur, jika terus berlanjut maka akan kita dapati embrio mati kering dalam cangkang telur. Sementara jika kelembaban terlalu tinggi , embrio tidak akan mampu berkembang dan akan didapati embrio mati dg kondisi telur busuk. Dengan demikian yang sangat perlu diperhatikan adalah suhu lingkungan kandang. Suhu badan induk sehat/normal pada saat mengeram berkisar 41-42 C, sementara suhu normal telur yang dierami berkisar 35-39 C. Kelembaban saat pengeraman umumnya berkisar 60-70 %. Pada indukan yang kesehatannya terganggu , suhu tubuh akan juga tidak normal, sehingga suhu telur akan juga terganggu, pada burung yang sakit suhu tubuh akan terganggu/ turun,terbukti burung sakit suhu kaki-nya akan terasa dingin.Hal yang sama dengan induk yang kegemukan/nggajih/obesitas,lapisan lemak menghalangi proses pengeraman.
- Perilaku Induk saat mengeram, Karakter burung juga berpengaruh pada perilaku induk saat mengeram, indukan yg terlalu sensitive akan mudah terganggu, gelisah, bahkan meninggalkan telurnya saat merasa atau ada terganggu, padahal telur secara periodik harus di”putar”,.setiap rata-rata 90 menit. Dari pengalaman , burung terlalu jinak belum tentu pandai mengeram,karena sering nya meninggalkan telur untuk bermain.
Pencegahan & penanggulangan :
- Usahakan Pilih indukan sehat (lihat minimal ciri ciri burung sehat), jelas silsilahnya,
- Usahakan iklim ruang kandang se- stabil mungkin , pasang thermometer & hygrometer dinding. Kipas angin cukup membantu untuk menurunkan suhu ruangan , namun sebaiknya disertai semprotan air. Penyiraman lantai dengan air bersih atau semprot lantai jika dirasa suhu extrim kering , atau beri cepuk isi air dalam kandang agar burung yg sedang mengeram bisa membasahi bulunya atau mandi,
- Sanitasi lantai ruangan, alas kandang kandang ternak, glodok/bahan sarang, tempat makan /minum,
- Kondisi lingkungan saat burung mengeram,..jauhkan sumber berisik /kaget, lalu lalang orang/tikus atau binatang piaraan lain,.dsb.
Semoga bermanfaat, Salam Ngekek...ekekekekekkk.