Agar kacer menjadi fighter, EF nya jangan sekadar jangkrik. coba ini juga


Untuk menguji dan melatih karakter bertarung (fighter) dari kacer hasil rawatan Anda, maka burung secara teratur juga harus diadu. Pengertian diadu di sini bukan ditarungkan secara fisik sebagaimana dilakukan para penggemar kacer dan hwamei di Tiongkok, melainkan dicoba dalam arena latber.
Bisa juga ditrek (gathering) dengan beberapa kacer lain di rumah. Kalau tidak mempunyai kacer lainnya di rumah, burung bisa ditrek dengan jagoan-jagoan muda milik rekan-rekan Anda. Latihan ini dapat dilakukan seminggu sekali. Nah, ketika diadu, kita bisa mengetahui apakah volume kacer sudah cukup kenceng atau belum
setelan standar berupa pemberian 5 ekor jangkrik pada pagi hari serta 5 ekor lagi pada sore hari. Jika belum kenceng, coba dinaikkan menjadi 7 ekor pagi dan 7 ekor sore. Kalau masih kurang, dan kacer masih mau makan jangkrik, porsi bisa ditambah sedikit lagi.
Hati-hati ya dalam memberikan jangkrik. Pastikan jangkrik harus segar dan bagus. Idealnya, jangkrik yang baru dibeli jangan langsung diberikan ke burung. Cobalah dikarantina selama beberapa hari, sambil diberi pakan sehat seperti wortel dan sayuran higienis lainnya.
Agar kacer menjadi fighter, extra fooding (EF) jangan sekadar jangkrik. Anda bisa mengkombinasikan dengan kroto dan ulat hongkong. Tetapi semuanya harus dilakukan secara telaten, perlu mengutak-atik alias trial and error.
Misalnya:
  • Apakah EF itu cukup diberikan pada H-2 (dua hari sebelum lomba), H-1, atau justru Hari-H.
  • Apakah EF diberikan mulai H-2 sampai Hari-H.
Silakan mencari dan mencari setelan tersebut, khususnya menjelang lomba, sampai ketemu settingan yang sesuai dengan karakter yang kita inginkan.
Begitu juga soal mandi. Apalah pada Hari-H burung perlu mandi atau tidak. Apakah setelah di lapang burung perlu dibuka atau harus tetap dikerodong. Semua itu harus Anda cari sendiri secara pelan-pelan.
Ada kalanya setelan kacer ini bisa diketahui secara cepat, namun tidak sedikit pula kicaumanya yang membutuhkan waktu cukup lama. Ini bukan soal pemain senior atau pemula, tetapi bagaimana kita bisa menemukan setelan yang tepat sesuai dengan karakter kacer itu sendiri.
Seseorang terkadang sabar mencari setelan si burung, kalau diketahui memang punya materi bagus. Mungkin sangat fighter, volume tembus dan kristal, lagu merdu dan panjang. Tetapi burung memiliki “adat” jelek, seperti gampang mbagong saat bertarung, atau suka ngelabrak jeruji, atau suka loncat-loncat dan turun ke bawah (dasar sangkar).
Setelan lain yang terkadang diperlakukan adalah mengecas kacer andalan Anda dengan kacer betina sebelum lomba. Ini diperlukan jika cara-cara setelan melalui asupan EF belum mampu mengangkat birahi burung.
Karena itu, tak ada salahnya Anda menyediakan kacer betina, untuk mengecas kacer jantan sebelum lomba. Sebab dalam berbagai kasus, kacer baru mau gacor dan fight usaai dipancing birahinya lewat keberadaan burung betina.
Penulis H Rico Deziarfiansyah; pemain kacer, pemilik kacer Panglima Sumatera, saat ini menjabat Ketua BnR Wilayah Sumbagsel.


Top